1.
Sejarah Radioaktif
Pada tahun 1986 Antoine Henry Becquerel
menemukan bahwa garam Uranium dapat memancarkan sinar yang tidak tampak dan
mempunyai daya tembus yang kuat, dapat menghitam plat film, mengionkan gas dan
dapat menembus benda-benda tertentu. Selang beberapa waktu setelah itu, Pierre
dan Marie Currie ketika sedang melakukan ekstraksi Uranium dari bahan tambang
pitchblende dalam laboratorium yang sama, telah menemukan dua unsur lain yang
juga tergolong unsur radioaktif. Unsur yang pertama dinamakan Polonium sesuai
dengan negara asal Marie Currie, yaitu Polandia. Unsur yang kedua ternyata
seribu kali lebih radioaktif daripada Uranium yang disebut dengan Radium
(Beiser, 1984).
2.
Pengertian Radioaktif
Radioaktivitas didefinisikan sebagai peluruhan
inti atom yang berlangsung secara spontan, tidak terkontrol dan menghasilkan
radiasi. Unsur yang memancarkan radiasi seperti ini dinamakan materi
radioaktif. Secara garis besar inti atom akan berada dalam dua keadaan dasar
yaitu keadaan stabil dan keadaan tidak stabil yang ditentukan oleh komposisi
partikel penyusun inti. Keadaan stabil dicapai apabila jumlah proton (Z) lebih
sedikit atau sama banyak dengan jumlah netron. Keadaan ini memungkinkan gaya
inti lebih besar dibandingkan dengan gaya elektrostatis. Sedangkan, keadaan
tidak stabil dicapai apabila jumlah proton (Z) lebih besar dari jumlah netron
(N). Hal ini akan menyebabkan gaya elektrostatis jauh lebih besar dibandingkan
dengan gaya inti. Mengapa gaya elektrostatis pada keadaan tidak stabil lebih
besar? Karena gaya elektrostatis memiliki jangkauan yang lebih luas
dibandingkan dengan gaya inti, sekalipun partikel proton saling berdekatan dan
berseberangan. Inti atom seperti inilah yang akan melakukan aktivitas radiasi
secara spontan sampai tercapai keadaan stabil. Keadaan inti dengan jumlah
proton (Z) lebih besar dari jumlah netron (N) akan menghasilkan zat radioaktif.
Gambar berikut menunjukkan karakteristik gaya inti dan gaya elektrostatis di
dalam inti atom (E-dukasi, 2009).Jadi suatu zat (unsur) akan menjadi radioaktif
jika memiliki inti atom yang tidak stabil. Suatu inti atom berada dalam keadaan
tidak stabil jika jumlah proton jauh lebih besar dari jumlah netron. Pada
keadaan inilah gaya elektrostatis jauh lebih besar dari gaya inti sehingga
ikatan atom – atom menjadi lemah dan inti berada dalam keadaan tidak stabil
(E-dukasi, 2009).
3.
Sifat Materi Radioaktif
Materi atau zat radioaktif mampu memancarkan
radiasi secara spontan atau serta merta. Radiasi atau partikel yang dipancarkan
melaju dengan energi yang cukup besar yang selanjutnya dikenal sebagai radiasi
atau sinar radioaktif. Jenis radiasi yang dipancarkan oleh material radioaktif
antara lain radiasi alfa (α) atau inti nuklida He-4 yang dituliskan sebagai 2He4,
radiasi beta (β) atau elektron yang bermuatan listrik negatif seterusnya
disimbolkan sebagai -1eo, radiasi positron atau elektron yang bermuatan listrik
positif disimbolkan sebagai +1eo, radiasi proton bermuatan listrik +1 yang
disimbolkan sebagai +1p1 atau sebagai 1H1, radiasi netron yang
massanya ekuivalen dengan massa proton tetapi tidak bermuatan atau netral yang
dituliskan sebagai 1no dan sinar gamma (γ) yang merupakan gelombang
electromagnet (Retug, 2005). Sifat–sifat
sinar radioaktif itu adalah seperti berikut.
a. Sinar
Alfa
Sinar alfa merupakan radiasi partikel yang
bermuatan positif. Partikel sinar alfa sama dengan inti helium -4, bermuatan
+2e dan bermassa 4 sma. Partikel alfa adalah partikel terberat yang dihasilkan
oleh zat radioaktif. Sinar alfa dipancarkan dari inti dengan kecepatan sekitar
1/10 kecepatan cahaya. Karena memiliki massa yang besar, daya tembus sinar alfa
paling lemah diantara sinar-sinar radioaktif. Di udara hanya dapat menembus
beberapa cm saja dan tidak dapat menembus kulit. Sinar alfa dapat dihentikan
oleh selembar kertas biasa. Sinar alfa segera kehilangan energinya ketika
bertabrakan dengan molekul media yang dilaluinya. Tabrakan itu mengakibatkan
media yang dilaluinya mengalami ionisasi. Akhirnya partikel alfa akan menangkap
2 elektron dan berubah menjadi atom helium (E-dukasi, 2009).
b.
Sinar beta
Sinar beta merupakan radiasi partikel
bermuatan negatif. Sinar beta merupakan berkas elektron yang berasal dari inti
atom. Partikel beta yang bemuatan -l e dan bermassa 1/836 sma. Karena sangat
kecil, partikel beta dianggap tidak bermassa sehingga dinyatakan dengan notasi
-1eo. Energi sinar beta sangat bervariasi, mempunyai daya tembus lebih besar
dari sinar alfa tetapi daya pengionnya lebih lemah. Sinar beta paling energetik
dapat menempuh sampai 300 cm dalam udara kering dan dapat menembus kulit (E-dukasi,
2009).
c.
Sinar Gamma
Sinar gamma adalah radiasi elektromagnetik
berenergi tinggi, tidak bermuatan dan tidak bermassa. Sinar gamma dinyatakan
dengan notasi 1no. Sinar gamma mempunyai daya tembus. Selain sinar alfa, beta,
gamma, zat radioaktif buatan juga ada yang memancarkan sinar X dan sinar
Positron. Sinar X adalah radiasi sinar elektromagnetik (E-dukasi, 2009)
4.
Keberadaan Materi Radioaktif
Berdasarkan asalnya sumber radiasi pengion dapat
dibedakan menjadi dua yaitu sumber radiasi alam yang sudah ada di alam ini
sejak terbentuknya, dan sumber radiasi buatan yang sengaja dibuat oleh manusia
untuk berbagai tujuan (Ingebinzoez, 2009).
·
Sumber Radiasi Alam
Radiasi yang dipancarkan oleh sumber radiasi
alam disebut sebagai radiasi latar belakang. Radiasi ini setiap harinya memapar
manusia dan merupakan radiasi terbesar yang diterima oleh manusia yang tidak
bekerja di tempat yang menggunakan radioaktif atau yang tidak menerima radiasi
berkaitan dengan kedokteran atau kesehatan. Radiasi latar belakang yang diterima
oleh seseorang dapat berasal dari tiga sumber utama yaitu :
1.
Sumber radiasi kosmis
Radiasi kosmis berasal dari angkasa luar,
sebagian berasal dari ruang antar bintang dan matahari. Radiasi ini terdiri
dari partikel dan sinar yang berenergi tinggi dan berinteraksi dengan inti atom
stabil di atmosfir membentuk inti radioaktif seperti Carbon-14, Helium-3,
Natrium-22, dan Be-7. Atmosfir bumi dapat mengurangi radiasi kosmik yang
diterima oleh manusia. Tingkat radiasi dari sumber kosmik ini bergantung kepada
ketinggian, yaitu radiasi yang diterima akan semakin besar apabila posisinya
semakin tinggi. Selain itu juga, radiasi ini tergantung pada letak geografisnya
(Ingebinzoez, 2009).
2.
Sumber radiasi terestrial
Radiasi terestrial secara natural dipancarkan oleh
radionuklida yang disebut primordial di dalam kerak bumi. Radionuklida yang ada
dalam kerak bumi terutama adalah deret Uranium, yaitu peluruhan berantai mulai
dari Uranium-238, Plumbum-206, deret Actinium (U-235, Pb-207) dan deret Thorium
(Th-232, Pb-208). Radiasi teresterial terbesar yang diterima manusia berasal
dari Radon (R-222) dan Thoron (Ra-220) karena dua radionuklida ini berbentuk
gas sehingga bisa menyebar kemana-mana. Tingkat radiasi yang diterima seseorang
dari radiasi teresterial ini berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain yang
bergantung pada konsentrasi sumber radiasi di dalam kerak bumi (Ingebinzoez,
2009).
3.
Sumber radiasi internal yang berasal
dari dalam tubuh sendiri
Sumber radiasi ini ada di dalam tubuh manusia
sejak dilahirkan dan bisa juga masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman,
pernafasan, atau luka. Radiasi internal ini terutama diterima dari radionuklida
C-14, H-3, K-40, Radon, selain itu masih ada sumber lain seperti Pb-210,
Po-210, yang banyak berasal dari ikan dan kerang-kerangan. Buah-buahan biasanya
mengandung unsur K-40 (Ingebinzoez, 2009).
·
Sumber Radiasi Buatan
Sumber radiasi buatan telah diproduksi sejak
abad ke 20, dengan ditemukannya sinar-X oleh WC Rontgen. Saat ini sudah banyak
sekali jenis dari sumber radiasi buatan baik yang berupa zat radioaktif dan
sumber pembangkit radiasi (pesawat sinar-X dan akselerator). Radioaktif dapat dibuat oleh manusia berdasarkan
reaksi inti antara nuklida yang tidak radioaktif dengan neutron atau biasa
disebut sebagai reaksi fisi di dalam reaktor atom. Radionuklida buatan ini bisa
memancarkan radiasi alpha, beta, gamma dan neutron (Ingebinzoez, 2009).
5.
Bahaya Radiasi Radioaktif dan
Dampaknya
Menurut penelitian radiasi radioaktif dapat
bersifat berbahaya dan dapat juga menguntungkan bagi makhluk hidup. Bahaya
radiasi radioaktivitas dibedakan menjadi dua macam yaitu bahaya radiasi
eksternal dan bahaya radiasi internal.
·
Bahaya Radiasi Eksternal
Bahaya radiasi eksternal berasal dari
sumber radiasi yang terletak diluar tubuh manusia, tetapi walaupun berada di
luar tubuh manusia tetap berbahaya jika sampai masuk ke dalam tubuh manusia.
Bahaya radiasi eksternal dapat diakibatkan oleh paparan radiasi beta, sinar X,
gamma/netron, yang semuanya dapat menembus organ tubuh manusia (Siminiputih,
2008).
·
Bahaya Radiasi Internal
Bahaya radiasi internal artinya unsur
radioaktif tersebut tidak berbahaya jika hanya berada di luar tubuh manusia
karena jangkauannya sangat pendek tetapi dapat menjadi berbahaya apabila masuk
ke dalam tubuh manusia (Siminiputih, 2008).
·
Dampak Zat Radioaktif
Pengertian dari pencemaran radioaktif
adalah suatu pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh debu radioaktif akibat
terjadinya ledakan reaktor-reaktor atom serta bom atom. Yang paling berbahaya
dari pencemaran radioaktif seperti nuklir adalah radiasi sinar alpha, beta dan
gamma yang sangat membahayakan makhluk hidup di sekitarnya. Selain itu
partikel-partikel neutron yang dihasilkan juga berbahaya. Zat radioaktif
pencemar lingkungan yang biasa ditemukan adalah 90SR merupakan karsinogen
tulang dan 131J (Siminiputih, 2008). Apabila
ada makhluk hidup yang terkena radiasi atom nuklir yang berbahaya biasanya akan
terjadi mutasi gen karena terjadi perubahan struktur zat serta pola reaksi
kimia yang merusak sel-sel tubuh makhluk hidup baik tumbuh-tumbuhan maupun
hewan atau binatang (Siminiputih, 2008).
Efek serta akibat yang ditimbulkan oleh
radiasi zat radioaktif pada umat manusia adalah pusing-pusing, nafsu makan
berkurang atau hilang, diare, badan panas atau demam, berat badan turun, kanker
darah atau leukemia, meningkatnya denyut jantung atau nadi, daya tahan tubuh
berkurang sehingga mudah terserang penyakit akibat sel darah putih yang
jumlahnya berkurang (Siminiputih, 2008).
6.
Manfaat Materi Radioaktif
·
Bidang Kedokteran
Berbagai jenis radioisotop digunakan
sebagai perunut untuk mendeteksi (diagnosa) berbagai jenis penyakit seperti
talium-201 (Ti-201), iodine 131 (I-131) dan besi (Fe-59). I-131 akan diserap
oleh kelenjar gondok, hati dan bagian – bagian tertentu dari otak. Oleh karena
itu, I-131 dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok,
hati dan untuk mendeteksi tumor otak. Larutan garam yang mengandung Na-24
disuntikkan ke dalam pembuluh darah untuk mendeteksi adanya gangguan peredaran
darah misalnya apakah adanya penyumbatan dengan mendeteksi sinar gamma yang
dipancari isotop natrium tersebut (Ingebinzoez, 2009).
·
Bidang Industri
Untuk mempelajari pengaruh oli dan aditif
pada mesin selama mesin bekerja digunakan suatu isotop sebagai perunut, dalam
hal ini piston, ring dan komponen lain dari mesin ditandai dengan isotop
radioaktif dari bahan yang sama (Ingebinzoez, 2009).
·
Bidang Biologis
1.
Mempelajari kesetimbangan
dinamis
2.
mempelajari reaksi pengesteran
3.
mempelajari mekanisme reaksi
fotosintesis (Ingebinzoez, 2009)
·
Bidang Pertanian
1.
Pemberantasan hama dengan
teknik jantan mandul
Radiasi dapat mengakibatkan efek biologis,
misalnya hama kubis. Di laboratorium dibiakkan hama kubis dalam bentuk jumlah
yang cukup banyak. Hama tersebut lalu diradiasi sehingga serangan jantan
menjadi mandul. Setelah itu hama dilepas di daerah yang terserang hama.
Diharapkan akan terjadi perkawinan antara hama setempat dengan jantan mandul
dilepas. Telur hasil perkawinan seperti itu tidak akan menetas, sehingga
reproduksi hama tersebut akan terganggu dan akan mengurangi populasi).
2.
Pemuliaan Tanaman
Pemuliaan tanaman atau pembentukan bibit unggul
dapat dilakukan dengan menggunakan radiasi. Misalnya, pemuliaan padi, bibit
diberi radiasi dengan dosis yang bervariasi, dari dosis terkecil yang tidak
membawa pengaruh hingga dosis rendah yang mematikan. Biji yang sudah diradiasi
itu kemudian disemaikan dan ditanaman berkelompok menurut ukuran dosis
radiasinya (Ingebinzoez, 2009).
0 komentar:
:f ;;) :$ x(
:@ :~ ) :s (
Posting Komentar