A. Perkembangan
Sistem Periodik.
Unsur-unsur
kimia dikelompokkan berdasarkan sifat suatu zat. Sifat suatu zat bermanfaat
untuk menjelaskan, mengidentifikasi, memisahkan, dan mengelompokkan.
Menjelaskan suatu zat berdasarkan sifatnya, mirip dengan cara Anda ketika
menjelaskan seseorang. Ada dua jenis sifat zat, yaitu sifat fisika dan sifat
kimia. Sifat fisika menjelaskan bentuk fisik zat tersebut, misalnya warna,
kerapuhan, kelenturan, konduktivitas listrik, massa jenis, sifat magnet,
kekerasan, nomor atom, kalor penguapan, titik leleh, dan titik didih. Adapun
sifat kimia menjelaskan bagaimana suatu zat bereaksi, dengan zat apa dapat
bereaksi, dan zat yang dihasilkan dari suatu reaksi. Sifat kimia suatu zat juga
meliputi bagaimana suatu zat dapat bereaksi dengan zat lainnya. Misalnya,
kecepatan reaksi jika bereaksi dengan zat lain, jumlah panas yang dihasilkan
dari suatu reaksi dengan zat lain, dan suhu ketika terjadi reaksi.
1. Pengelompokan
Unsur Kimia Berdasarkan Kemiripan Sifat Zat.
Antoine Lavoisier hidup pada abad
ke-17. Selain mempelajari ilmu Kimia, "bapak kimia modern" ini juga
mempelajari ilmu lain seperti Botani, Astronomi, dan Matematika. Lavoisier
telah menghasilkan banyak teori kimia di antaranya teori mengenai pengelompokan
unsur-unsur kimia. Menurut Lavoisier, unsur kimia adalah zat yang tidak dapat
diuraikan lagi menjadi zat yang lebih sederhana. Unsur kimia yang sudah
ditemukan pada saat itu berjumlah 33 unsur. Pengelompokan unsur-unsur kimia
oleh Lavoisier dipublikasikan dalam bukunya yang berjudul Traité Élémentaire
de Chimie pada 1789. Buku tersebut merupakan buku teks kimia modern yang pertama.
Lavoisier mengelompokkan ke-33 unsur kimia tersebut ke dalam 4 kelompok
berdasarkan sifat kimianya, yaitu kelompok gas, kelompok nonlogam, kelompok
logam, dan kelompok tanah. Tabel berikut menunjukkan pengelompokan unsur kimia
menurut Lavoisier.
Tabel : Pengelompokan Unsur
Kimia oleh Lavoisier
Kelompok
|
Unsur
|
Gas
Nonlogam
Logam
Tanah
|
Cahaya,
kalor, oksigen, azote (nitrogen), hidrogen
Sulfur,
fosfor, karbon, radikal muriatik (asam klorida), radikal
florin
(asam florida), radikal boracid (asam borak)
Antimon,
perak, arsenik, bismuth, kobalt, tembaga, timah, besi,
mangan,
raksa, molibdenum, nikel, emas, platina, timbal,
tungsten,
seng
Kapur,
magnesia (magnesium oksida), barit (barium oksida),
alumina (aluminium
oksida), silika (silikon oksida)
|
2. Pengelompokan
Unsur Kimia Berdasarkan Massa Atom
a.
Triade
Dobereiner.
Pada
1803, John Dalton mengumumkan
teori atom. Menurut Dalton:
1.
semua zat terdiri atas atom yang tidak
bisa dibagi lagi;
2.
semua atom dalam suatu unsur memiliki
massa dan sifat yang sama;
3.
unsur yang berbeda memiliki atom yang
berbeda jenisnya dan berbeda massanya; dan
4.
atom tidak bisa dihancurkan, tetapi
susunannya dapat berubah karena suatu reaksi kimia.
Berdasarkan teori atom tersebut, Dalton
membuat daftar massa suatu atom. Pada 1828, Jons Jakob Berzelius mengembangkan teori atom yang dikemukakan
Dalton. Dengan diketahuinya massa suatu atom, unsur-unsur kimia mulai dikelompokkan
berdasarkan massa atomnya. Ilmuwan yang kali pertama mengelompokkan unsur kimia
berdasarkan massa atom adalah Johann
Dobereiner. Pada 1829, ia mengelompokkan unsur-unsur kimia ke dalam
suatu kelompok yang terdiri atas 3 unsur yang sifatnya sama. Ketika diselidiki
lebih lanjut, unsur yang kedua memiliki massa atom yang jumlahnya setengah dari
penjumlahan massa atom unsur pertama dan unsur ketiga. Dobereiner menamakan
pengelompokan unsurnya dengan nama Triade.
Kelompok unsur-unsur tersebut, yaitu: litium, natrium, dan kalium; kalsium,
stronsium, dan barium; belerang, selenium, dan tellurium; klorin, bromin, dan
iodin. Benarkah pernyataan yang dikemukakan Dobereiner? Untuk membuktikannya,
ujilah teori Triade Dobereiner tersebut menggunakan tabel massa atom berikut.
Tabel : Massa Atom Beberapa
Unsur
No
|
Unsur
|
Massa
Atom
|
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
|
Litium
Natrium
Kalium
Kalsium
Stronsium
Barium
Klorin
Bromin
Iodin
Belerang
Selenium
Tellurium
|
7
23
39
40
88
137
35
80
127
32
79
128
|
b.
Hukum Oktaf
Newlands.
Kimiawan Inggris, John Newlands, menyusun 62 unsur yang
saat itu diketahui berdasarkan kenaikan massa atom pada 1864. Unsur-unsur kimia
diurutkan dari kiri ke kanan. Dibawah
ini menunjukkan susunan unsur-unsur kimia yang dikelompokkan Newlands.
1H
|
7Li
|
9Be
|
11B
|
12C
|
14N
|
16O
|
19F
|
23Na
|
24Mg
|
27Al
|
28Sg
|
31P
|
32S
|
35Cl
|
39K
|
40Ca
|
52Cr
|
48Ti
|
55Mn
|
56Fe
|
Ternyata,
kelompok unsur-unsur yang mirip terulang setiap 8 unsur. Jika hitungan diawali
dari Li, unsur kedelapan adalah unsur Na dan unsur keenambelas adalah K. Unsur Li,
Na, dan K memiliki sifat yang mirip. Begitu juga dengan unsur Be, Mg, dan Ca.
Pengelompokan unsur yang dilakukan Newlands pada 1864 tersebut dikenal dengan
nama Hukum Oktaf. Akan tetapi,
teorinya ini dianggap hal yang konyol oleh banyak orang. Sampai lima tahun
kemudian, Dmitri Mendeleev memperkenalkan suatu bentuk tabel periodik
berdasarkan massa atom.
c.
Tabel Periodik
Mendeleev.
Pada 1869, ilmuwan Rusia, Dmitri Ivanovic Mendeleev mempublikasikan
hasil penelitiannya mengenai pengelompokan unsur-unsur kimia. Unsur-unsur kimia
dikelompokkan Mendeleev ke dalam 12 kelompok menurut kenaikan massa atom.
Berikut ini adalah tabel periodik Mendeleev
Gambar
: Tabel priodik unsur Dmitri Ivanovic
Mendeleev.
Pada 1871, Mendeleev
memperbaiki tabel periodiknya. Ia memutar 90° posisi tabelnya sehingga menjadi
seperti tabel berikut.
Tabel : Tabel Periodik yang
Diputar 90° oleh Mendeleev
Unsur-unsur
kimia dalam tabel periodik Mendeleev dikelompokkan ke dalam 8 kolom dan 12
baris. Unsur-unsur satu kolom dan satu baris memiliki sifat kimia yang mirip.
Pada tabel tersebut, Mendeleev menyediakan kotak kosong untuk unsur-unsur yang
menurut dugaannya akan ditemukan pada masa mendatang. Mendeleev memberi nama
unsur-unsur tersebut dengan istilah eka-aluminium (nomor atom 44), eka-boron
(nomor atom 68), daneka-silikon (nomor atom 72).
Dugaan
Mendeleev terbukti. Pada bulan November 1875, ilmuwan Prancis Lecoq de Boisbaudran menemukan unsur
yang sifatnya sama dengan eka-aluminium, ia menamakan unsur tersebut galium.
Perhatikan tabel berikut untuk mengetahui persamaan antara prediksi Mendeleev
dan penemuan de Boisbaudran
Tabel : Persamaan Sifat antara
Eka-aluminium Menurut Mendeleev dan Galium Menurut de Boisbaudran
Sifat
|
Eka-aluminium
(Ea)
|
Galium
|
Massa
atom
Massa
jenis
Titik
leleh
Valensi
Metode
penemuan
Sifat oksida
|
Sekitar
68
6,0
g/cm3
Rendah
3
Kemungkinan
dari
bentuk
spektrumnya
Rumus:
Ea2O3, larut
dalam asam dan basa
|
69,72
5,9
g/cm3
29,78
°C
3
Spektroskopi
Rumus:
Ga2O3, larut dalam
asam dan basa
|
Sama
halnya dengan eka-aluminium, dua unsur lain yang diprediksi Mendeleev
(eka-boron dan eka-silikon) ternyata diketahui memiliki sifat yang sama dengan
skandium dan germanium. Sifat unsur skandium yang ditemukan ilmuwan Swedia, Lars Nilson pada 1879 mirip dengan
eka-boron, sedangkan sifat unsur germanium yang ditemukan ilmuwan Jerman, Clemens Winkler pada 1886 mirip dengan
eka-silikon.
d.
Tabel Periodik
Meyer.
Hampir mirip dengan sistem periodik yang
dikemukakan Mendeleev, Lothar Meyer mengusulkan
sistem periodik berdasarkan massa atom. Menurut Meyer, volume atom suatu unsur
yang diplotkan dengan massa atom tersebut akan membentuk grafik yang
berperiodik secara teratur. Tabel 1.5 Tabel
Periodik Meyer yang Berdasarkan pada Grafik antara Volume dan Massa Atom
Amati
kembali tabel periodik Meyer. Unsur-unsur kimia dalam tabel periodik Meyer
disusun berdasarkan kenaikan massa atom secara vertikal. Unsur-unsur yang
sifatnya mirip ditempatkan dalam baris yang sama
3. Pengelompokan
Unsur Kimia Berdasarkan Nomor Atom
a.
Tabel Periodik
Moseley.
Pada 1911, Ernest Rutherford berhasil menemukan salah satu partikel dasar
penyusun atom, yaitu proton. Dua tahun kemudian, Henry Moseley meneliti hubungan antara sifat suatu atom dan jumlah
protonnya (nomor atom) menggunakan spektroskopi sinar-X. Ia memplotkan
frekuensi sinar-X dan kenaikan nomor atom. Kemudian, Moseley menyusun
unsur-unsur tersebut dalam bentuk tabel periodik sebagai berikut
Tabel : Unsur-Unsur Kimia dalam
Bentuk Tabel Periodik yang Disusun Moseley
Tabel
periodik Moseley berhasil memperbaiki kelemahan tabel periodik Mendeleev. Dalam
tabel periodik Mendeleev, penempatan telurium (massa atom 128) dan iodin (nomor
atom 127) tidak sesuai dengan kenaikan massa atomnya. Namun, berdasarkan tabel
periodik Moseley, penempatan unsur Te dan I sesuai dengan kenaikan nomor
atomnya.
b.
Tabel Periodik
Modern.
Hingga pertengahan abad ke-20, tabel
periodik Moseley diakui sebagai tabel periodik modern. Pada 1940, Glenn Seaborg berhasil menemukan unsur
transuranium, yaitu unsur dengan nomor atom 94–102. Penemuan tersebut menimbulkan
masalah mengenai penempatan unsur-unsur transuranium dalam tabel periodik.
Masalah itu akhirnya terpecahkan dengan cara membuat baris baru sehingga tabel
periodik modern berubah menjadi seperti gambar berikut.
0 komentar:
:f ;;) :$ x(
:@ :~ ) :s (
Posting Komentar